puisi baru
Puisi Baru
Puisi baru
adalah karya sastra yang lahir setelah puisi lama, puisi ini lahir bersamaan
dengan puisi kontemporer, tidak terikat dengan aturan-aturan dalam puisi.
Yang termasuk dalam puisi baru
adalah sebagai berikut :
1.
Distikon
Distikon adalah bentuk puisi yang terdiri atas dua baris
dalam tiap bait.
Contoh : Hang
Tuah
Bayu berpuput ayun bergulung
Bayu direbut buih dibubung
Selat Malaka ombaknya memecah
Pukul-memukul belah-membelah.
Bahtera ditepuk buritan dilanda
Penjajah dibentuk haluan ditunda
2.
Terzina
Terzina adalah
bentuk puisi baru yang terdiri atas tiga baris dalam tiap bait.
Contoh : Kepada Angin Raja Kelana
Kau Sang
Bayu, Raja Kelana
Yang tak
tahu lelah dan tak berhenti
Bersiap
diri pergi mengembara,
Di sunyi
senyap, di waktupagi,
Kau
merampas hawa panas caya,
Dari
rina utusan mata hari.
Guna
melepaskan tumbuhan dan bunga,
Dari
kujur pelukan malam,
Bau-bauan
pemberian bunga,
Kau
sebarkan di lembah bermakam,
Seperti
bunga yang menyatakan
Terima
kasihnya, aku dengan kalam
(M.
Taslim Ali)
3.
Kuatren
Kuatren adalah
bentuk puisi baru yang terdiri dari atas empat baris dalam tiap bait. Contoh :
Di kakimu
Aku
‘ngembara seorang diri,
Badan
lemah berdaya tiada.
Tinggi
gunung yang ku daki,
Lepas
mega menghadap wala.
Berapa
kali aku terhenti,
Merebah
diri melepas lelah.
Sekali
aku meninjau ke bawah,
Takjub
melihat permai tamasya.
Mana
rumahku mana halaman,
Mata
mencari kelihatan tiada.
Sekalian
menyatu indah semata,
Terpaku
diri memandang taman.
Tuhanku,
hati hasratkan Engkau!
Pimpin
umatmu naik ke puncak,
Tempat
mega tiada menutup,
Dan
pandangan terus menerus.
Dari
kakimu tinggi di sawang,
Aku
hendak meninjau ke bawah.
Melihat
bayangku hilang tenggelam,
Daif
papa tengah kebesaran.
4.
Kuint
Kuint adalah
bentuk puisi baru yang terdiri atas lima baris dalam tiap bait.
Contoh : Hanya Kepada Tuhan
Satu-satu perasaan
Yang saya rasakan
Hanya dapat saya katakan
Kepada
Tuan
Yang pernah merasakan
Satu-satu kegelisahan
Yang saya resahkan
Hanya dapat saya kisahkan
Kepada Tuan
Yang pernah diresahgelisahkan
(O, R. Mandank)
5.
Sekstet
Sekstet adalah
bentuk puisi baru yang terdiri atas enam baris dalam tiap bait.
Contoh : MENUJU KE LAUT
Kami
telah meninggalkan engkau,
Tasik
yang tenang tiada beriak,
Diteduhi
gunung yang rimbun
Dari
angin dan topan.
Sebab
sekali kami terbangun
Dari
mimpi yang nikmat
“Ombak
ria berkejar-kejaran
Di
gelanggang biru bertepi langit,
Pasir
rataberulang dikecup,
Tebing
curam ditantang diserang,
Dalam
bergurau bersama angin,
Dalam
berlomba bersama mega”.
Sejak
itu jiwa gelisah.
Selalu
berjuang, tiada reda.
Ketenangan
lama rasa beku,
Gunung
pelindung rasa pengalang.
Berontak
hatihendak bebas,
Menyerang
segala apa menadang.
Gemuruh
berderau kami jatuh,
Terhempas
berderai mutiara bercahaya.
Gegap
gempita suara mengerang,
Dahsyat
bahna suara menang.
Keluh
dan gelak silih berganti
Pekik
dan tempik sambut menyambut.
6.
Septime
Septime adalah
bentuk puisi baru yang terdiri atas tujuh baris dalam tiap bait.
Contoh : Langit
Terang cuaca langit
lazuardi
Biru jernih bagai tak
berisi
Meninggi jauh menurun
dalam
Melawan melingkungi
alam
Meskipun tak tampak
tahulah kita
Langit menyimpan
bintang berjuta
Bergerak dinamis
bergetar senantiasa.
(Itoyo)
7.
Stanza
Stanza adalah bentuk puisi baru yang terdiri atas delapan
baris dalam tiap bait.
Contoh : Sumpah Sakti
Terdengar suara kepada kami
Melayang di atas gempar dunia
“Percaya datang zamannya nanti
Kaum marhaen jadi mulia.
Akan sama pembahagi harta,
Orang semua mendapat nasi,
Sehingga bumu jadi sentosa
Tidak tahu perbantahan lagi”.
Kami
bersorak gegap gempita,
Merasa diri kuat kembali,
Mata bercaya, intan juwita,
Bagai memandang tanah dicari.
Semenjak itu kami berjuang
Penuh harapan, gagah berani.
Biar terlempar ke dalam jurang,
Teringat juga sumpah yang sakti.
(Sanusi
Pane)
8.
Soneta
Soneta adalah bentuk puisi baru yang terdiri atas empat
belas baris dengan susunan dua kuartrain dan dua sekstet.
Contoh : Sawah
Sawah di bawah emas padu,
Padi melambai, melalai terkulai,
Naik suara salung serunai,
Sejuk didengar mendamaikan kalbu.
Sungai bersinar menyilaukan mata,
Menyemburkan buih warna pelangi,
* Anak mandi bersuka hati,
Berkejar-kejaran, berseru gmpita.
Langit lazuardi bersih sungguh,
Burung elang melayang-layang,
Sebatang kara dalam udara.
Desik-berdesik
daun buluh,
Dibuai angin dengan sayang,
Ayam berkokok sayub suara.
(Sanusi Pane)
0 komentar:
Posting Komentar